Selasa, 15 April 2008

Rentetan gejolak dada usai TSUNAMI


LOGIKA TERBATA-BATA

Semua terpana
Logika terbata-bata
Semua terjaga
Namun semua kembali gila


panggilan suci pagi hari
Menyapa telinga-telinga” tuli “
Sang babi berbaju insani
Sang insan berbaju babi

Sembah terus berhala hegemoni merajalela
Agar
kusuguhkan tsunami babak selanjutnya

Saat semua rata
Dirtakan angkaramu juga
hanya rumahKU saja
yang tersisa
Logika terbata-bata

Lepaskan keangkuhan fiqih ringkih
AKU dan agamaKU tak akan bisa kau penjara
Oleh tempurung otakmu belaka
yang sempitnya
Menyesakkan dada semua hamba-hambaKU sahaja

Ayo,Kapan lagi kita undang Tsunami

Memang ia datang..Tiada yang undang...

Memang ia menghadang

Semua rencana terbentang

Memang ia datang.. Tiada yang undang

Namun, mungkin kita lupa

Pernah menabung rencana

Mengundang bencana

Dengan dendang yang sama

Lagu indah yang kita banggakan

Tentang kemesraan di pantai kegilaan

Jika kau tahu....

Jika kau tahu bahwa sisa pulsa umurmu masih berjalan

Pakailah untuk SMS, Sarana Menghubungi Setan

Kencan dengan setan

Rencanakan kapan

Sebelum berkencan dengan

kain kafan...!