Selasa, 26 Juli 2011

Puisi untuk Para santri


perjuangan hidup bagaikan pelayaran menuju Tuhan

Jika layar telah terkembang teruskan berjuang

Melawan badai sangsai ..... petir getir


badai sangsai mengurai airmata berderai tapi damai jangan melambai


petir-petir getir .mengsps tsk kits dsmbut dg dzikir dan fikir

gelap gulitanya tanpa cahaya Ilmu pengetahuan

Jika layar telah terkembang pantang surut kebelakang

Sebab perjuangan di pelayaran kehidupan adalah keniscayaan

Semut-semut saja walau beringsut sejemput demi sejemput tak takut mauut


ulat-ulat adalah santri yg menggeliat dalam kepompong gua hira ilmi ilahy

Ulat-ulat saja berjuang menentang segalayang menghadang walau harus merayap penuh harap...

Ulat-ulat adalah gatotkoco hohoho..digodog dikawah candra dimuko hoho..

Ditempa berbagai hantaman bebatuan dan lahar ujian hingga berotot baha berurat kawat..hoho..

Ulat-ulat menggeliat adalah Santri dalam kepompong gua hira kontemplasi ilmi Ilahi

Ulat-ulat yang awalnya menanggung beban derita gulita dan kepenatan

Merasa lapang dalam kepompong diterangi secercah harapan kelulusan dari semua ujian..

Ulat-ulat berpuasa dari melihat dan dilihat pesona dunia

Bersabar dalam genderang geliat adalah irama ibadat dan amal shalihaat

Ulat-ulat yang terus menggeliat menumbangkan setan kemalasan

Untuk kemudia menjadi makhluk mempesona terbang di semua panorama


kupu-kupu..terbanglah !

Jadilah kupu-kupu nasional yang bukan hanya bergelar profesor atau doktor

Tapi muslim pelopor yang menyapu semua sektor-sektor kotor

Namun tetap LAA DIROORO WALA DOROORO walatakun jedar jedoor!

Pelayaran ini bukan tak memiliki senjata

Airmata para bunda dari mual-mual ngidam,hingga mengandung berbulan-bulan

Dan melahirkan adalah perjuangan antara kematian dan kehidupan

Saat sang bunda berada depan makanannya, sang bayi menangis dan bunda rela meninggalkan makanannya demi membersihkan kotoran bayinya..

Pernahkah itu kita bayangkan ?


melahirkan adalah perjuangan antara kehidupan dan kematian

Bisakah itu kita balaskan walau dengan airmata darah bercucuran?

Para Bapak membanting tulang memeras keringat demi anak amanah Tuhan

Kapankah kita cium tangan mereka dengan penuh rasa kasih sayang dan doa?

Alangkah bahagia sesiapa yang masih bersama orang tua...tangan mereka masih bisa kita ciumi saat idul fitri

Tapi bagi sesiapa yang orang tuanya telah tiada..lebaran hanya menangisi kuburan..

Seakan mereka berkata...

Anak-anakku...

Hapuskan bisikan keraguan gantilah dengan dendang kesyukuran

Hapuskan bisikan kesedihan akibat torehan kayu-kayu yang dimakan ulat-ulat ujian , dengan lagu mars perjuangan menuju pulau kedamaian..

Tak usah kau cari lampu dalam gulita, keyakinan akan kemenangan di ujung pelayaran..itulah cahaya jiwa kita hingga kita terus berjuang

Berlaksa berita para pencerah yang telah di pelabuhan kebahagian

adalah bahan bakar bahtera perjuangan

Berjuta berita para pecundang yang terjengkang dijerat dan ditelan gurita kepalsuan niat juang

Adalah layar khabar yang bisa kita ambil ikhtibar..

Adakah kematian menghantui kita saat badai ujian melukai ?

Mengapa ? Mengapa takut mati atau mati berkali-kali sebelum mati yang hakiki ?

الموت عـــادة

والشهــادة كرامة

Kematian adalah sebuah keniscayaan

Dan kesyahidan adalah sebuah kemulyaan..

tak ada istilah narsis jika kita tampil depan santri..tapi menjaring berkah mereka yang sedang dihujani doa para malaikat dan semesta ..

Minggu, 13 Maret 2011


cinta adalah...


cinta adalah Dia
Dia adalah cinta
yang nampak adalah drama si pulan mencintai si pulanah
sehingga si pulan dinilai tak setia jika mencintai pulanah baru
hakekatnya, Dia mencintai diriNya
sehingga apakah diperlukan lagi hadir kata tak setia
saat Dia mengganti bonekaNya ?
apakah ada peran jika tak ada pemeran ?

dan Dia tak bersama benci
karena cinta dan benci tak akan pernah bersatu

milyaran pulan dan pulanah saling mencinta
hanyalah iramaNya

tak diperlukan lagi rumah sakit jiwa
jika semua sadar bahwa cinta adalah irama jiwa
bukan genderang perang menuju kebencian

tak diperlukan lagi ustadz cinta atau paranormal ahli pikat
jika semua sadar bahwa cinta adalah dendangNya dalam jiwa kita
bukan warna boneka berbahasa nafsu ragawi yang akan senantiasa berganti
betul kata Rumi

"saat kebeningan dimangsa warna
maka Musa menyapa Musa "

Rabu, 26 Agustus 2009

Tuhan 9 cm oleh Taufik Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im

tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,


sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya
apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk
orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,


Negeri kita ini sungguh nirwana
kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat
bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter
tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun
menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut
dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul
saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya
mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya
ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
Bisa ketularan kena,


Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil,
pertandingan bulutangkis,
turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik,
sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat
dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh,
dengan cueknya,
pakai dasi,
orang-orang goblok merokok,


Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup
bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,


Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk
kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,


Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka
memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda
yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz.
Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan,
Di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum.


Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr.
Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol,
sudah ada babi,
tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
jangan,


Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir.
Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
dan ada yang mulai terbatuk-batuk,



Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok
lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir,
gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana
dalam nikmat lewat upacara menyalakan api
dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana,
beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

Selasa, 15 April 2008

Rentetan gejolak dada usai TSUNAMI


LOGIKA TERBATA-BATA

Semua terpana
Logika terbata-bata
Semua terjaga
Namun semua kembali gila


panggilan suci pagi hari
Menyapa telinga-telinga” tuli “
Sang babi berbaju insani
Sang insan berbaju babi

Sembah terus berhala hegemoni merajalela
Agar
kusuguhkan tsunami babak selanjutnya

Saat semua rata
Dirtakan angkaramu juga
hanya rumahKU saja
yang tersisa
Logika terbata-bata

Lepaskan keangkuhan fiqih ringkih
AKU dan agamaKU tak akan bisa kau penjara
Oleh tempurung otakmu belaka
yang sempitnya
Menyesakkan dada semua hamba-hambaKU sahaja

Ayo,Kapan lagi kita undang Tsunami

Memang ia datang..Tiada yang undang...

Memang ia menghadang

Semua rencana terbentang

Memang ia datang.. Tiada yang undang

Namun, mungkin kita lupa

Pernah menabung rencana

Mengundang bencana

Dengan dendang yang sama

Lagu indah yang kita banggakan

Tentang kemesraan di pantai kegilaan

Jika kau tahu....

Jika kau tahu bahwa sisa pulsa umurmu masih berjalan

Pakailah untuk SMS, Sarana Menghubungi Setan

Kencan dengan setan

Rencanakan kapan

Sebelum berkencan dengan

kain kafan...!


Kamis, 28 Februari 2008

Jendela Jiwa

Terkadang, disadari atau tidak, diakui atau tidak, saat kita buka jendela jiwa seraya menatap segala phenomena yang ada, datanglah angin segar pencerahan pemikiran tentang "keberadaan" kita yang sesungguhnya tak ada. Nah..saat itulah saat paling jujur untuk segera kita tuangkan sebaris dua baris apa saja sebelum ditelan raksasa angkara murka yang menghentak dan menggertak yg berupaya agar kita terbelalak pada segala yang ditawarkan tipu musihat permainan kehidupan ini!
Saya, bukan siapa-siapa, bukan sastrawan atau penulis puisi, bukan juga sufi yang ditebalkan kawan pada saat memanggil, bukan! Kalau dibilang saya
dukun,okelah memang tiap hari sering duDUK teKun menulis ayat-ayat Allah yang menyapa saya. Hanya ingin berbagi aka adanya phenomena tersebut lewat blog ini. Jika ada yang berkenaan mengomentari apalagi mengkritisi, wah..alhamdulilleehh..kata orang betawi, makasih banget! Lho wong persiden saja penasehtnya kan harus dicari dan dibayar!
Terakhir,
terkadang saya suka baca ayat tersurat tapi malah tersirat bahwa ayat ini cocok untuk menghantam lawan-lawan saya (padaha tak boleh kita ada lawan, setanpun,kalau mau jujur, adalah 'kawan' bermain di
pentas kehidupan ini yang diposisikan menjadi lawan permainan ).
Nah,maka tolong doakan saya semoga saya membaca ayat-ayat Allah,dalam kitab apa saja,qur'an.inzil,burona,tripitaka,dll, ataupun ayat-ayat Allah yang digoreskan di alam ini, semoga saat membacanya itu, saya merasa ayat-ayat itu sedang ngobrol dan menasehati saya. Yang mau memasukkan alamat blog puisi dalam komennya, saya persilahkan dengan senang hati!

Senin, 14 Januari 2008

Dzikir dzuhur




Duhai pencipta dan pemilik rasa..!
Lepaskanlah hamba dari 'raksasa rasa' ingin
memperkosa dunia 
bukanah hamba telahlah mencoba tanggalkan 
busana srigala 
angkara murka? 

bukankah hamba telah berupaya kebiri babi-babi kerakusan diri?

bukankah hamba dah lelah menari tarian monyet cerewet
yang nakal dan pongah!?

Di bulan Haji ini,
di tanah Dikau turunkan para Nabi dan Imam-imam suci,
bukankah telah hamba sembelih 
binatang kebodohan 
dalam 
memaknai cintaMu!? 
Hingga hamba rindukan
 cintaMu yang bermakna? 
tapi..duh! mengapa gerangan masih juga 
terlahir generasi  hewan setan baru dalam diri hamba ini?
 generasi  srigala-srigali tirani arogansi 
bertaring belati-belati  iri hati,benci 
dan cakar-cakar makar, 
generasi babi-babi 
serakah 
yang menjarah
 apa saja
 tanpa kacamata 
apa saja,
 generasi monyet-monyet justifikasi 
 lincah berkilah 
dari satu cabang kebenaran semu 
ke cabang kebenaran absurd jumud, 
yang menari-nari dengan topeng monyet hipokritas membias,
 duh.mengapa ya..? 

Kalaulah tiada Dikau tumbuhkan pohon kesadaran,
bahwa Dikaulah Maha pendidik yang membimbing hamba
dalam menterjemahkan makna cintaMu

dengan hirukpikuk baik buruk
pentas kehidupan ini,
maka tentulah hamba telah lama
hendak minta izin turun panggung

Setelah berapakali hamba ledakkan bom dosa muncrat-muncrat!
Dikau malah guyur hamba dengan hujan nikmat dan rahmat
yang tiada terkira
duh..ampunilah hambaMu yang selalu sok suci ini,
Wahai...Yang RidloNya senantiasa mendahului murkanya..!







Minggu, 13 Januari 2008

mabuk cinta Ilahy





Cermin kotor


Katanya aku berlumpur
Katanya aku harus mandi dan lulur
Katanya aku terbakar takabur
Katanya aku rakus, tak bersyukur
Kata cermin
Dihadapanku tidak main-main
Akankah semua yang terbaca terjamin
Kusadari adanya plus dan min ?
Wahai cermin yang katamu aku kotor
Siapakah aku yang hanya bisa molor ?




Guruku Tengku Lalat

Aku malu saat bercermin pada Pak tengku lalat
Yang katanya jorok suka menjilat
Tapi kubaca ia banyak manfaat
Sedangkan aku menjilat-jilat maksiat
Untuk orang lain kubuat mudarat
Keadaanku dalam ilmu dan harta benar-benar melarat
Tapi lagakku melebihi konglomerat atau teknokrat



Aku dan kecolongan

Jam demi jam tidak diam
Hari-hari yang tiada henti berlari
Minggu-minggu seperti tak mau menunggu
Bulan-bulan berjalan tiada pelan-pelan
Tahun tahun menuntun kita menuju kapan kita kembali pikun
Culun
Waktu yang bisu
Tapi bersama kita selalu
Adalah buku
Catatan tentang gumpalan batu-batu rindu
Rinduku, rindumu, rindu kita tuk bertemu
Dengan Allah Yang Maha Satu

*) Hasil renungan, aku yang slalu kecolongan waktu ’FM07


Guruku Tengku Ulat


Aku ini menjijikkan katanya membuka pengajian
Aku akan terus merayapi jalan hidup ku
Mencari tempat aman gua hiro pengajianku
Dalam gua hiro kontemplasiku
Aku harus mengeliat-geliat


Bertaubat adalah geliat-geliat
Berkhidmat adalah geliat-geliat
Bersabar adalah geliat-geliat
Berusaha keras mengganti kulit akhlak buruk
dengan akhlak hasanah adalah geliat-geliat

Semoga tak ada yang membocori kepompong mandiri
oleh tangan-tangan jahil berduri
dari luar dzikir
agar terukir
indah sayap-sayap kepribadianku

Duh..jika gelaitku lemah
Aku tetap ulat yang kalah
Aku harus kuat menggeliat-geliat
Agar kokoh otot-otot batinku
Dan akupun siap menjadi tengku kupu-kupu

“memamng kuakiui sejujur hati “ katanya lagi
Telah berapa kepompong yang bolong
Oleh duri-duri krcreobohan diri
Hingga aku masih menggeliat-geliat
Mencari kepompong kawah candradimuka diri
Sementara yang lain telah naik kelas
Terbang kea lam cintaNya yang luas
Aku masih saja dipenjara
Diperas
nafsuku yang tak pernah puas
terhempas
usai terperangkap jarring-jaring bodoh dan malas

duh..semoga dalam kepompong yang satu ini
aku kuat dan dahsyat melawan diriku sendiri
menggeliat-geliatkan segala daya upaya ijtihadi
tuk menjadi kupu-kupu raksasa yang menaungi
oleh bunga – bunga cintaNya diharumi dikagumi
siapkan madu-madu iabadah kepadaNya “
begitulah ia menutup kitab pengajiannya
dihadapanku yang masih bengong
dengan pandangan kosong
oh..dimana kan kubuat kepompong…..